Senin, 21 November 2011

sepenggal kisah dalam novel mumtaz friend karya maria elrahman


Sepanjang perjalanan menuju kampus, akupun mulai membuka lembaran demi lembaran diary Eva, semuanya tentangnya…hingga kutemukan kata-kata yang menyentuh hatiku, suatu kenyataan yang membuatku bangga padanya…keputusannya mengenakan jilbab ternyata berawal dari….

Dirumah sakit….
                  
 HARI PERTAMA…..

                    Disaat aku sedang sibuk-sibuknya merawat ibu yang di rawat di rumah sakit karena penyakit kanker darah stadium akhir, pada suatu malam… aku melihat seorang wanita berjilbab yang sedang di rawat pula yang kamarnya terletak di depan kamar ibu sedang melantunkan ayat suci Al-Qur’an, ia seorang diri, entah apa yang mendorongku untuk masuk kekamar itu…menghampirinya!, aku semakin dekat dengannya, matanya terpejam tapi bibirnya terus saja melantunkan ayat-ayat indah sampai mataku bercair dan entah kenapa aku tak ingin beranjak dari tempat itu, jiwa dan ragaku seolah terhipnotis melihat keberadaannya di ranjang putih itu, duduk di dekatnya menatap wajahnya yang sangat tenang sekali…kecantikan luarnya sangat mempesona ditambah dengan aura kecantikan jiwanya,
                   “ Maaf kakak siapa? “, Tanya seorang wanita yang berjilbab yang baru saja datang…akupun terhentak kaget, sedangkan ia tak sedikitpun menaruh curiga padaku.
                   “ Beliau mamaku…”, katanya dengan penuh kasih, akupun menatap kembali kewajah wanita yang berbaring itu membandingkan wajah wanita yang mengaku anaknya ini….SubhanALLah, maha suci Allah…mereka terlihat seperti adik kakak.
                   “ Kenapa, kakak nggak percaya dengan saya, memang mamaku masih sangat terlihat cantik…beliau selalu bilang kalau kecantikan itu datangnya dari lubuk hati yang bersih dan keindahan itu hanya milik Allah semata”, Ucapnya di iringi senyum termanis yang kulihat hari ini.
                   Aku tak bisa berkata apa-apa, tubuhku rasanya tak ingin pergi dari ruanagan ini, aku merasa tenang berada di sekitar mereka…mungkinkah mereka wanita-wanita yang terpilih di cintai Allah, aku merasa anak ini sangat terbina sekali akhlaknya, rasanya aku ingin sekali menyapa wanita yang terbaring ini, pastinya beliau sangat mulia hatinya, mempunyai anak yang sangat mencintainya.
                   “ Maaf adikku yang manis, saya sangat senang bertemu dengan kalian…saya Eva, bolehkah saya datang kesini besok, untuk menyapa ibumu “,
                   “ Saya Luthvia rahman…silahkan!, kakak boleh datang kapan saja?, semoga Allah menghendaki mama masih bersama kita disini…”, kata-katanya mengingatkanku pada ibuku sendiri…sampai kapan ibu bersamaku???, semuanya hanya Allah yang berkehendak.

                
 HARI KEDUA…
                   “ Assalamu’Alaikum Wr.Wb…”
                   “ Wa’Alaikumussalam Wr.Wb…”, mata wanita itu kini sudah terbuka, ia menjawab salamku dengan senyum manis yang pertama kali kulihat.
                  “ Maaf saya mengganggu, saya Eva “, kataku dengan hati-hati.
                  “ Eva…!Oya, Via sudah cerita pada saya tentang kamu”
                  “ Ooo..begitu ya kak…”
                  “Ada apa sayang?”
                  “ Eva baru lihat seseorang yang benar-benar berjilbab, selama ini Eva belum menemukan seseorang seperti kakak “, jawabnya tanpa ragu.
                  “ Kamu tidak boleh seperti tu, siapa saya kamu belum tahu?jangan pernah menilai seseorang dari luarnya saja karena kita tidak pernah tahu apa isi hati seseorang “, ucap wanita itu dengan tegasnya, tapi terdengar bijaksana.
                    Saya tahu itu…saya bicara seperti ini karena saya sudah sedikit tahu tentang kakak dari Via…”
                  “ Kenapa kamu tidak berjilbab”, pertanyaannya sulitku jawab
                  “ Sahabatku Fifi sudah beberapa kali mengingatkanku untuk berjilbab, tapi aku selalu bilang padanya banyak sekali wanita yang berjilbab tapi kelakuannya tak ellok ”.ceritanya mengingat Fifi sahabatnya.    
                  “ Sayangku… Jilbab itu hanyalah kain, tapi hakikat dibalik jilbab itu yang harus kita pahami…yakni perlindungan lahir batin, menjaga mata ini dari sesuatu yang bukan muhrim kita, menjaga lidah agar tidak berkata yang sia-sia senantiasa mengingat Allah SWT, lindungi telinga ini dari mendengar perkara yang tidak baik bagi kita, lindungi hidung kita dari semua yang berbau busuk, lindungi tangan ini dari sesuatu yang tidak baik, langkahkan kaki ini untuk menuju kabaikan, jagalah fikiran ini dari suatu fikiran yang mengundang maksiat…senantiasa jagalah hati kita dari sesuatu selain Allah maka jilbab yang kita pakai akan menyinari hati ini dan itulah hakikat jilbab, Dalam surat Al-AZHAB ayat 59 yang artinya : ( Wahai Nabi ! Katakanlah kepada istri-istrimu , anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin , “ Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya  keseluruh tubuh mereka . “ yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk di kenali , sehingga mereka tidak diganggu . Dan Allah Maha Pengampun , Maha penyayang )   “ .
                  Akupun hanya terdiam mendengarkan itu semua.

                
 HARI KETIGA…
                  Kulihat…di ruangan kak syifa banyak sekali orang  yang berdatangan, akupun ikut mengerumuninya..” INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI RAJI ‘ UN”,
                  “ Assalamu’Alaikum kak Eva”, Via masih bisa menyapaku dengan senyuman hangatnya sedangkan ibunya telah pergi meninggalkannya.
                  “ WA’Alaikumussalam..”, aku menatapnya dan kemudian memeluknya.
                  “ La tahzan!!mama tidak ingin kepergiannya ditangisi tapi di ambil hikmahnya…jujur aku sangat kehilangannya…sangat!!”. Air matanyapun menetes tapi segera di hapusnya
                  “ Ini untuk kakak “,
                  “ Apa ini?”
                  “ Semoga kakak bisa menerimanya dan mempergunakannya dengan baik” , akupun kembali memeluk anak itu dengan kasih…iapun membalasku dan aku merasakan kehangatan seorang adik yang butuh kasih sayang seorang kakak.
                  Hadiah yang diberikan untukku dari kak Syifa kubawa pulang…kini giliran kak Elin yang menjaga ibu dan aku istirahat di rumah….
                  Mulailah aku membuka hadiah yang terbungkus dengan warna hijau…buku LA TAHZAN dan jilbab berwarna hijau…sangat manieees sekali, aku kembali menangis teringat akan percakapanku kemarin denganya, ada selembar kertas yang ditulis untukku darinya, ya Allah ia sangat menghargaiku sekali padahal aku bukanlah siapa-siapa tapi kenapa di hari terakhirnya ia malah mengingatku dan memberikan ini semua untukku…
           

Untuk Eva..Semoga Allah Selalu mencintaimu….

Duhai sayangku..ingatlah akan suatu hari dimana seluruh manusia akan di bangkitkan ketika di tiup sangkakala yang kedua ,pada saat roh-roh manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan di kumpulkan dalam satu padang yang tiada batas ,yang tanahnya dari logam yng panas tiada rumput maupun tumbuhan ketika tuju matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita, ketika seluruh manusia ketakutan ,ketika ibu tidak memperdulikan ananknya,anak tidak memperdulikan ibunya,sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi antara satu sama lain bisa menjadi musuh lantaran satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di alam ini, ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing-masing hanya memperdulikan nasib dirinya,
dan pada saat itu ada yang berpeluh karena rasa takut yang luar biasa hingga tenggelam dirinya akibat peluh yang banyak,, dan bermacam-macam rupa-rupa bentuk manusia yang tergantung amalannya , ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika di bangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syaithan , semuanya menangis…menangis karena hari itu Allah SWT Murka.. belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu . Hingga ribuan Tahun manusia dibiarkan Allah SWT di padang mahsyar yang panas membara hinggalah sampai ketimbangan mizan .Hari itulah di panggil hari hisab…Duhai sayangku, bila kita tidak berusaha untuk beramal pada hari ini, entah dengan apa nanti kita akan menjawab bila kita di tanya oleh yang maha Perkasa ,Yang Maha Besar , YANG Maha Kuat , Yang Maha Agung…ALLAH SWT.
Jabir bin Abdillah rahimahullahu mengatakan , Rasulullah SAW bersabda :
“ Barang siapa yang yang memiliki tiga orang anak perempuan yang dia jaga,    ,dia cukupi dan dia beri mereka kasih sayang , maka baginya surga. “ seseorang bertanya, “ Dua anak perempuan juga , Wahai Rasulullah ? “ Beliau menjawab, Dan dua juga. “
Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma juga meriwayatkan dari beliau SAW :“ Tidaklah seorang muslim yang memiliki dua anak perempuan yang telah dewasa lalu ia berbuat baik pada keduanya , kecuali mereka berdua akan menyebabkannya masuk ke dalam surga.”
“ Barang siapa yang diberi cobaan dengan anak perempuan kemudian ia berbuat baik pada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka .” ( Hr. Bukhori )
Duhai sayangku…ingatlah akan itu , jangan biarkan dirimu terbelenggu dalam kemewahan dunia…biarkan dirimu memuliakan kedua orang tuamu dengan segala kebaikanmu…mulai hari ini, insafkan akan hati , muhasabahlah akan diri dan memohon petunjuk Illahi , karena bisa menjanjikan sinar kebahagian ABADI.

~ SYIFA~
Yang mencintaimu karena Allah

          Ya Allah, ampuni hambamu ini…terima kasih Atas segala hikmah yang Engkau berikan padaku, Engkau telah mempertemukan seseorang yang sangat menyentuh kehidupanku, Izinkan aku mencintai wanita muslimah itu agar aku selalu mencintai-Mu . Sungguh cinta ini karena kecintaanku pada-Mu , berikan setitik keistiqomahan di hati ini untuk menjadi pilihan-Mu…sampai maut ini menjemputku…Aamien.

Therefore, don’t drown in ur doubtful , fear ,  time-wasted,and less confidence, those are only make you left behind. As Moslem, agent of change  , we should stand up tall, create future vision and mission , tighten the ukhuwah , and together in jama’ah.
 
         Sampai disini kata-kata yang menyentuh batinku…perubahanya berawal dari sini, ia memutuskan untuk memakai jilbab..pakaian taqwa seorang muslimah, semoga Allah menerima ketulusannya Mencintai-Mu…tempatkanlah sahabatku ini disisi-Mu yang paling nyaman dan aku berharap bisa menjadi sepertinya…yang selalu mencinta-Mu sampai detik-detik terakhirnya ia masih melantunkan asma-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar