Siapa yang tidak tahu Al Quran?
Kitab suci umat muslim yang mengandung banyak misteri sejak diturunkan hingga
kini, detik ini? Bahkan hingga hari akhir nanti.
Sudah ribuan tahun lamanya para
ulama dan penuntut ilmu lainnya berlomba-lomba untuk terus mempelajari dan
mendalami alquran. Terkait dengan kemuliaan yang juga selalu membersamainya.
Kata salah seorang guru besar saya,
bahwa hadits yang menyatakan tentang wajibnya belajar adalah terkait dengan Al
Quran. Yang diwajibkan untuk dipelajari dan didalami adalah Al Quran, bukan
yang lain. Karena baginya Al Quran sudah lebih dari sekedar kata cukup.
Entahlah, ia berkata demikian setelah mengambil sumber dari mana. Tapi
setidaknya dari sana juga saya berpikir bahwa memang Al Quran saja sudah cukup
untuk memberikan kemuliaan dunia akhirat.
Bahasa sederhananya, cukuplah dengan
alquran, maka dunia dan akhirat akan mengikuti di belakang.
Terlihat jelas bagaimana Sang Nabi
menempatkan para hufadz di barisan paling depan dalam medan peperangan.
Terlihat jelas bahwa Al Qquran juga menjadi syarat mutlak untuk menjadi seorang
komandan perang. Juga terpampang jelas dalam sejarah bagaimana kepribadian
Qurani mampu menjadikan para sahabat sebagai sosok yang berbeda.
Para hufadz yang menjadi kepercayaan
Nabi untuk menjadi utusan delegasi perkembangan Islam ke berbagai pelosok
negeri jahiliyah. Para hufadz yang selalu menempati posisi-posisi strategis
dalam sistem pemerintahan Nabi. Seorang hufadz yang mendapat jaminan surga oleh
Allah dan RasulNya. Seorang hufadz yang mendapatkan kemuliaan memberikan
syafaat pada 70 saudaranya. Atau 100 dalam riwayat lain.
Kemuliaan yang juga sampai pada
orangtua yang mampu memiliki mahkota dengan sinar yang lebih terang dari
mentari, bila anak mereka adalah seorag penjaga Al Quran. Lihatlah, betapa
kemuliaan itu menyelimuti di hampir semua lini. Adalah Al Quran yang memberikan
kemuliaan itu. Dunia dan Akhirat.
Al Quran juga memberikan selamat.
Kian hari kian banyak para aktifis
dakwah yang jatuh berguguran, bukan hanya pada level amatiran, bahkan hingga
level ustadz atau bahkan as-syaikh tak ingin ketinggalan untuk mengantri
berguguran dalam medan dakwah. Dan terbukti memang bahwa yang menjadikan
penyebab kefuturan mereka adalah kurangnya pemahaman terhadap nilai-nilai
alquran yang mana merupakan landasan utama dalam menjalani hidup.
Lihat saja mereka yang mengaku
aktifis dakwah di parlemen, tak mampu menahan godaan yang demikian hebatnya.
Lihat juga mereka yang bergerak dengan slogan Ahlussunnah Waljama’ah, tak mampu
bertahan dengan istiqamahnya. Mari tengok pada para pejuang kemerdekaan di
timteng dan afrika, mereka yang tiba-tiba membelot dan menjadi pengkhianat.
Dan masih banyak lagi contoh pribadi
yang gagal dalam mempertahankan istiqamah dalam medan jihad dan dakwah yang
penyebab utamanya adalah kurangnya pemahaman terhadap alquran dan sunnah.
Seberapa jauh kita telah
mempersiapkan diri dalam menghadapi semua ini?
Ingatlah, bahwa perjuangan ini tidak
berhenti hanya pada regangnya nyawa yang kita miliki. Bahwa perjuangan ini akan
senantiasa memiliki penerus, akan senantiasa hidup dan terus bergerak.
Ayah saya pernah berkata pada
istrinya,
“Kita tidak punya apa-apa untuk kita
berikan pada mereka (anak-anak), kita hanya mampu mendidik mereka dengan
alquran yang akan menjadi bekal kehidupan dunia dan akhirat mereka.”
Ayah berkata demikian ketika ibu
terus-menerus menangis merindukan anak-anaknya yang dititipkan pada sebuah
pesantren Quran.Dari sana juga saya tahu bahwa untuk
mengejar cita-cita mulia yang ditanamkan orangtua itu memang membutuhkan
pengorbanan yang tidak sedikit, segala upaya dan daya dikerahkan, perasaan pun
dikorbankan dan tak ketinggalan hak belai kasih ibu pun tak saya rasakan
seperti kebanyakan anak lain hidup senang. Bukan berarti saya tak mendapatkan,
tapi waktu yang seharusnya untuk belai kasih itu lebih bayak terbuang di sebuah
pelosok pesantren, yang dari sana cita-cita mulia ini bermula.
Ingatlah, bahwa setiap amal baik
yang kita kerjakan sekali-kali tidak pernah bernilai kesia-siaan. Yakinlah
bahwa setiap hembusan niat baik selalu mendapatkan tempat khusus disisi Allah.
Mari kita hidupkan hari-hari kita dengan Al Quran, warnai dunia kita dengan
segala hal yang berkaitan dengan Al Quran.
Tak ada secuilpun kata merugi.
Percayalah.Bahwa Al Quran diturunkan dengan kemuliaan yang membersamainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar