Mumtazah Ilhamdi Elrahman
Man yarham yurham waMaa Uriidu Illa RidhoKA
Kamis, 24 Oktober 2013
Sabtu, 20 April 2013
Luthfiah Khansaa Ilhamdi 31012013
Kamis, 06 Desember 2012
Allah..aku...dan malaikat kecilku...
Allahku yang kusayang...
yang MAHA Penyayang dan MAHA Pemurah...
Terimakasih untuk cintamu padaku...
KAU titipkan cinta dalam rahimku...
KAU Anugerahi dengan penuh kasihMu..
tak terasa..sudah 8 bulan janin ini tumbuh dan berkembang dirahimku...
menemani setiap hariku...yang selalu mencuri hatiku.
Dalam tangis dan tawa...dalam lemah dan penat...
tapi aku BAHAGIA...
Wahai Allah yang selalu menjagaku...
Mudahkanlah aku dan malaikat kecilku,bertemu di dunia...
saling mencintai karenaMu..saling mengingatkan karenaMu...
Kuatkanlah jiwa dan ragaku untuk berjuang melawan rasa...
begitupun dengan malaikat kecilku...
ia mampu bersemangat membantuku...
Kami akan bersatu untuk memperjuangkannya..
karena pertemuan itu,penantian terindah bagi kami.
hingga malaikat kecilku,terlahir dengan selamat,sempurna dan sehat...
dan saat itu,aku telah menjadi seorang IBU...
Allahku sayang,syukurku atas rahmatMu yang tak pernah pudar..
Allahku...
aku dan malaikat kecilku..akan menjagamu dalam hati kami...
kami akan saling berbisik rindu akan penantian panjang itu..
pertemuan yang indah bagi seorang ibu dan anak..
Dalam dekapan cintaMu...
Kami tersenyum dalam ridhoMu yang tak bertepi...
02 Desember 2012
"Untuk si buah hati "
Senin, 28 Mei 2012
Buah Kebeningan hati,managemen Qolbu,Tausyiah:Aa Gym
Saudara-saudaraku, sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata
qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia
dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata,
terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa
merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya
hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula
dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.
Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan
jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi
hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih,
bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang
akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh
sungging senyuman tulus seperti ini.
Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai,
jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia
terpelihara dari kata-kata riya, subhanallah. Setiap butir kata yang
keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa
sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan mamfaat. Tutur
katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk
hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.
Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari
kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan
darah terjaga, ketegangan berkurang,dan kondisi diri yang senantiasa
diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat,
lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar
seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada
umat.
Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih.
Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi
berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas
dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang
berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu
kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik
yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan
setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati
seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah
menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan
beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah
membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.
Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah
berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan tidak
mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun
menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat
terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh
dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang
mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan,
bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah
kenangan yang tak mudah dilupakan.
Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata
dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya.
Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya
setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya
menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab
dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula
do’a-do’anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a tentu akan
menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan
yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa
Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.
Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar
biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini,
tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang
bersih?
Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati
busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan
senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan
ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat,
licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang
lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus
menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila
perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat,
lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. Penyakit
buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari
letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal
pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang
kezhaliman.
Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada
waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk
memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila
hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan, ibadah tidak
lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi
lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, do’a
menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang
menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).
Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati
busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah
mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya : “Sesungguhnya beruntunglah
orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.” (Q.S. Asy-Syam [91] : 9 – 10).
Ingatlah saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama
lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan
orang-orang yang terus memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita menjadi
contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening
hati, Insya Allah.
Rabu, 09 Mei 2012
Menikah dengan orang yang mencintaiNya...
#Tulisan dari group full menikah barokah
Istri : Kenapa engkau begitu mencintaiku, padahal sangat Jelas ketika hendak menikah Aku tak mencintaimu...
Suami : Bagiku, cinta itu adalah hal mudah. Aku melihat dirimu, Aku mencintaimu...
Istri : Alasannya? Bahkan dulu kau pun tak Mengenal siapa dan bagaimana aku...
Suami : Alasan? Aku tidak butuh Alasan untuk mencintaimu. Aku melihat
sesuatu yang tak mampu ke jelaskan. Dan aku percaya dengan meyakini dan
berusaha keras untuk mencintaimu dan suatu saat kau pun akan
mencintaiku..
Istri : Kenapa begitu yakin? Padahal sedikit pun aku tak memberi harapan...
Suami : ya karena kau lah harapanku dan aku ingin berbagi harapan agar
luka di hatimu sirna dan senyum di wajah kembali merekah... :)
Istri : Ntah, bingung harus berkata apa. Bawalah aku kemanapun asalkan aku bisa bahagia selamanya, denganmu! :')
#Hikmah yang tersirat dari tulisan ini...
Ketika seseorang memutuskan untuk menikah dengan orang yang belum dikenal,apalagi mencintai.
dengan keyakinan padaNya,terasa begitu indahnya bagi mereka yang berani memutuskan untuk menikah dengan orang yang mencintaiNya..
yaa...hal ini sangat diragukan bagi banyak orang karena ada ketakutan-ketakutan dalam diri " bagaimana bisa menjalani kehidupan rumah tangga yang bukan hanya 1 hari???tanpa cinta???", ungkapan ini sungguh tidak berpengaruh..bagi mereka yang meyakini bahwa Cinta Allah yang LUAR BIASA..bisa menyatukan hati-hati dengan caraNya yang mengikatkan hati untuk saling memahami dan salin mengerti..hingga rasa cinta itu akan tumbuh dengan kasihNya tanpa alasan yang terlihat oleh kasat mata..tapi terasa dihati,karena DIA yang menciptakanNya..hingga qt menyadari bahwa mencintaiNya..akan menjadikan qt lebih menjaga hati dan saling mencintai.Mencintai manusia yang mengajak qt mencintaiNya.so, jangan takut untuk menikah dengan orang belum kita cintai..biarkan cintaNya yang mengajari kita.
Selasa, 08 Mei 2012
Para Ahli Bicara Tentang “Cara Menghindari Rasa Bosan Terhadap Pasangan”
Latar cerita :
Di sebuah kerajaan di negeri antah berantah, alkisah seorang raja
bernama Satya Okie’ Riexel sedang dirundung masalah. Ia mendatangkan
ahli dari berbagai profesi untuk memecahkan masalahnya itu. Sang raja
mengundang juru masak istana, tabib, penasehat spiritual, dan…seorang
anak kecil yang dikenal cerdas seperti Bill Gates muda (wah, jaman
semono sudah ada Bill gates? hehe).
Gong! Gong! Gong! Semua orang yang dipanggil duduk di hadapan raja dengan wajah pucat pasi.
“Alamat bakal disembelih nih gajiku,” kata si juru masak dalam hati.
“Wahai paduka raja berkenaan dengan hal apakah yang membuat anda
memanggil kami ke istana?” tabib pun memberanikan diri untuk angkat
bicara.
Sang raja memandangi satu persatu orang yang diyakini memiliki keahlian untuk menjawab masalahnya.
“Bisakah kalian membantuku mencari solusi, bagaimana caranya agar dalam menjalin hubungan terhindar dari rasa bosan kepada pasangan?
#Versi juru masak
B :
Berganti menu acara setiap hari. Menu cinta sehat. Minimal punya jadwal
selama sebulan. Hari ini bakso cinta, besok soto cinta, besoknya lagi
kare cinta. Hmmm…makan tuh cinta.
O : Olah setiap pertemuan menjadi sesuatu yang terasa #nanonano. Manis, asem, asin, rame rasanya #iklan
S : Sop ayam.
Pok pok pok pok pok! (maksudnya baca buku chicken soup) juga akan sangat
membantu. Menjadi bijak dengan membaca kisah hidup orang lain.
A : Ayaklah
setiap masalah agar tahu skala prioritas, mana yang kecil dan besar. Dan
singkirkan berkutat pada hal-hal yang kecil agar tak lekas bosan.
Dengan itu kita tahu ada hal lebih besar untuk dipikirkan.
N : Nambahkan
(eyd : tambahkan) sambel (baca: kecemburuan) biar dalam suatu hubungan
ada sensasi pedasnya. Tapi jangan kelewat pedas ya karena bisa bikin
burning sensation
#Versi tabib
B : Berbekam.
Alias membersihkan penyakit dengan mengeluarkan hal-hal yang negatif
dalam diri, agar jiwa raga senantiasa sehat dan jernih menyikapi rasa
bosan yang melanda.
O : Olahraga
bersama bisa jadi salah satu sarana menjalin harmonisasi hubungan
#peragakan adegan sit up ala secret garden yang terkenal itu. fluttered
S : Suntik
vitamin untuk saling percaya dan menguatkan, karena ada kalanya ritme
hubungan itu naik dan turun sesuai dengan kadar kedekatan seseorang
dengan Tuhannya. “Biarpun sedang bosan, aku tak akan berpaling darimu,
Dinda.” Suit…suit…
A : Antibiotik. Jika tingkat kebosanan sudah tak dapat ditolerir. Perlu ada pihak yang memediasi.
N : Nambah
keturunan. Pepatah bilang, banyak anak, semakin banyak rezeki. Rumah
akan selalu ramai dengan tingkah polah mereka. Apalagi jika dikaruniai
anak-anak yang taat. Niscaya tak akan ada kebosanan dalam hubungan anda
dengan pasangan.
#Versi penasehat spiritual
B : Berdoalah kepada Tuhan pemilik hidup agar senantiasa diberi kebaikan dan kelanggengan.
O : Obat hati,
ada 5 perkaranya, yang pertama baca qur’an dan maknanya, yang kedua
sholat malam dirikanlah, yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh,
yang keempat perbanyaklah berpuasa, yang kelima dzikir malam
perpanjanglah #opick mode on.
S : Sedekah. Tak harus banyak. Karena senyum semangat selalu dari hati yang ikhlas adalah sedekah.
A : Ambil hikmah dari berbagai kejadian. Karena Tuhan menciptakan setiap kejadian bukan tanpa maksud.
N :
Nasehat-menasehati. Jangan lupa untuk saling mengingatkan ketika salah.
Karena munculnya rasa bosan adalah indikasi #selangkah menuju selingkuh
#Versi anak kecil yang kecerdasannya mirip Bill Gates
B : Berkomitmen. Kalau sudah bosan tinggalkan (sementara).
Mungkin rasa bosan itu muncul karena anda atau dia merasa “kamu bukan
pasangan idamanku”. Silakan selalu cari pasangan idaman itu, tapi
sebelum mendapatkannya, tentu tak ada pilihan lain selain berprestasi
dalam hubungan tersebut. Tanpa prestasi bukan hanya hubungan dengan
pasangan yang tidak berkembang, tapi juga akan sangat sulit mendapatkan
pasangan lain yang anda idamkan.
Najwafahrini : Udah pernah mengukir prestasi apa aja selama hidup dengan pasangan? Lomba karaoke? Makan kerupuk? Atau apa?
O : Olah rasa.
Dari yang semula saling menunggu menjadi aktif. Statis menjadi dinamis.
Dari menyikapi hal dengan tergesa-gesa menjadi lebih tenang.
S : Serap energi postif di sekitar, sehingga anda akan selalu merasa senang, dan yang pasti nggak akan bosan.
A : Antusias.
Memperlakukan pasangan dengan senyuman, menyebut namanya dengan
panggilan kesayangan, mencurahkan energi kasih sayang, dan pikiran penuh
kepadanya. Begitu melihat hasilnya yang memuaskan, anda adalah orang
yang hebat dalam menuntaskan rasa bosan.
N : Nambah
kerjaan. Daripada diam dengan kebosanan, tanyakan dengan pasangan anda,
“Apa yang harus kulakukan agar aku tak lekas bosan denganmu?” Yah, tentu
dengan cara yang sopan. Tetapi, jika kebosanan itu membuat anda
mengabaikan tanggungjawab maka itu sama artinya menyia-nyiakan pasangan
anda. Mending bubaran aja. (Lhoh!)
Najwafahrini : Tuh kan pinter bener anak kecil yang mirip Bill Gates muda ini.
Dua hal yang menggerakan kita berbuat atau bergerak, menurut Ibnu Taimiyah dalam kitab Al-Qa’idah fi al-Mahabbah (Dar Ibnu Hazm, 1999), adalah cinta (al-mahabbah) dan keinginan (al-iradah). Begitu juga membina hubungan dengan pasangan, kita butuh cinta sekaligus keinginan untuk melahirkan kesungguhan.
Setelah itu, hiduplah dalam kekinian. Karena dengan kesadaran bahwa
maut dapat menjemput kapan saja, maka anda akan menikmati setiap detik
kehidupan. Melebur ego, keangkuhan, kesombongan dan mengalir bersama
sungai kehidupan. Tak akan jenuh, tak akan bosan. Itulah rahasia
kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.
Sebab, bosan adalah penyakit yang
mematikan, membunuh cita-cita seseorang sebesar sifat bosan yang ada
pada dirinya. Setiap kali orang itu menyerah terhadap kebosanan, maka
cintanya akan semakin berkurang. [anonim]
“Tapi paduka, bukan itu masalahnya. Semua saran tadi tidaklah penting jika…,” kata juru masak tak berani melanjutkan.
“Paduka raja kan…masih jomblo,” lanjut tabib.
“Oh, iya ya. Makasih deh kalo gitu sudah diingatkan. Habis ini aku akan mengadakan sayembara Take King Out.”
sumber: Blog Detik.com
Sabtu, 28 April 2012
KESABARAN UMMU SULAIM (Wanita Shahabat Yang Patut di Teladani)
oleh : Ust. Abu Jarir bin Hadi Al andunisiy
Dari
Anas bin Malik berkata: ketika meninggal anak milik Abu Thalhah dari
Ummu Sulaim, maka ia (Ummu sulaim) berkata kepada keluarganya: “Jangan
kalian ceritakan kepada Abu Thalhah tentang anaknya, hingga aku saja
yang akan menceritakan sendiri kepadanya”.
Anas berkata: maka datanglah Abu Thalhah, lalu Ummu Sulaim mendekatkan diri padanya dengan membuatkan makan malam, lalu Abu Thalhah makan dan minum.
Anas berkata: maka Ummu Sulaim melayaninya dengan sebaik-baik pelayanan yang belum pernah dilakukan sebelum itu. Maka terjadilah apa yang terjadi. Ketika (Ummu Sulaim) melihat bahwa suaminya telah kenyang dan puas dengan pelayanannya, maka iapun berkata: “Wahai Abu Thalhah bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum memberikan pinjaman kepada keluargamu, lalu mereka meminta kembali pinjamannya, apakan boleh mereka menahanya (tidak mengembalikan pinjaman)?” Abu Thalhah menjawab: “Tidak”. Ummu Sulaim berkata: “Oleh karena itu mohonlah pahala atas anakmu”.
Anas berkata: maka marahlah Abu Thalhah dan berkata: “Engkau biarkan aku hingga aku kotor (junub) kemudian baru kamu kabarkan tentang anakku”. Maka Abu Thalhahpun pergi hingga menemui Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam lalu ia mengabarkan apa yang telah terjadi pada dirinya. Maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: ((Semoga Allah memberkahi pada malam istimewa kalian berdua)).
Anas berkata: maka hamillah Ummu Sulaim.
Ia berkata lagi: Maka pada suatu ketika Rasulullah dalam safar sedangkan Ummu Sulaim bersama beliau. Dan adalah Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam apabila datang kekota Madinah tidak masuk kekota pada malam hari, maka beliau berhenti tidak jauh dari kota Madinah. Tiba-tiba datanglah saatnya kelahiran, maka tertahanlah Abu Thalhah atas Ummu Sulaim, sedangkan Rasulullah telah berangkat.
Anas berkata: Berkata Abu Thalhah: “Sesungguhnya Engkau tahu wahai Rabbku aku sangat senang untuk keluar bersama Rasul -Mu apabila beliau keluar, dan untuk masuk bersamanya apabila beliau masuk, dan sekarang sungguh aku telah tertahan sebagaimana yang Engkau lihat”.
Anas berkata: Ummu Sulaim berkata: “Wahai Abu Thalhah aku belum pernah mengalami seperti ini, berangkatlah”. Maka kamipun berangkat. Anas berkata lagi: maka bertambah sakitlah datangnya kelahiran, hingga keduanya sampai, lalu lahirlah anak laki-laki, maka berkatalah ibuku kepada ku: “Wahai Anas jangan boleh seorangpun menyusuinya hingga kamu bawa kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam”. Maka paginya aku gendong dia dan aku bawa kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, tiba-tiba aku berpapasan dengan beliau sedangkan bersamanya alat penanda, ketika melihatku beliau bersabda: ((Semoga Ummu Sulaim melahirkan)), aku menjawab: ya, benar. Kemudian beliau meletakkan alat penanda tersebut.
Anas berkata: aku bawa bayi itu lalu aku letakkan dipangkuan Nabi, maka Nabi berdo’a, dan Nabipun berdoa dengan ‘ajwah (jenis korma) dari salah satu jenis ‘ajwah Madinah, lalu beliau kunyah dengan mulutnya hingga lembut, kemudian beliau masukkan kedalam mulut bayi, lalu bayi itupun mengecapnya.
Anas berkata: rasulullah bersabda: ((lihatlah kalian pada korma yang paling di cintai oleh orang-orang Anshar)), lalu beliau mengusap wajah si bayi, dan memberinya nama Abdullah. [HR. Muslim (4496)]
Dalam riwayat Bukhari (5048) dan Muslim. Anas berkata: suatu ketika anak Abu Thlahah – raldiallahu’anhu – sakit, Abu Thalhah pun keluar, lalu wafatlah anaknya. Ketika Abu Thalhah kembali, ia berkata: “Apa yang telah dilakukan oleh anak ku?”. Berkata Ummu Sulaim, sedangkan dialah ibu dari anak itu: “Sekarang keadaannya lebih tenang dari sebelumnya”. Lalu Ummu Sulaim mendekatkan diri kepada Abu Thalhah dengan membuatkan makan malam, lalau Abu Thalhahpun makan malam, kemudian pada keduanyapun terjadi jima’. Setelah selesai semuanya, Ummu Sulaim berkata: “Anak itu telah di kubur”. Maka ketika pagi harinya Abu Thalhah mendatangi Rasulullah -shalallahu’alaihi wa sallam- maka iapun mengabarkannya. Maka Rasulullah bersabda: ((Apakah kalian berdua berpengantinan tadi malam?)). Abu Thalhah menjawab: “ya”. Maka Rasulullah berdoa: ((Ya Allah berkahilah keduanya)). Maka lahirlah anak laki-laki. Berkatalah Abu Thalhah kepada ku (Anas): “bawa dia kepada Nabi –shalallahu’alaihi wa sallam- , dan Ia mengutusku dengan membawa korma, kemudian Rasulullah bersabda: ((apakah ia membawa sesuatu?)), ya yaitu korma. Maka diambilah korma itu oleh Nabi –shalallahu’alaihi wa sallam-, lalu di kunnyahnya, lalu beliau mengambil sebagian korma dari mulutnya, kemudian dimasukkan ke mulut bayi, kemudian beliaupun mentahniknya lalu memberikan nama kepada bayi itu Abdullah.
Dalam riwayat milik Bukhari, berkata Ibnu Uyaynah: berkata seseorang dari Anshar: Aku melihat sembilan anak, mereka semua para pembaca Al Qur’an, yakni anak-anak Abdullah yang terlahir (dari Ummu Sulaim) itu.
==========================================
Faidah Hadits:
------------------------------------------------------------------------------
1. Hadits ini mengisahkan tentang keutamaan UMMU SULAIM
2. Dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan betapa kuatnya kesabaran UMMU SULAIM, dan kecerdasan beliau, hal ini tergambar begitu dalam keadaan mushibah yang telah menimpa diri nya dengan kematian anaknya, beliau masih bisa tersenyum dan mampu melayani suaminya dengan sempurna.
3. Hadits ini juga sebagai dalil bolehnya menggunakan kata-kata sindiran atau kiasan dalam melayani suami untuk menjaga perasaan suami agar tidak tersinggung.
4. Wajibnya seorang istri menghormati dan melayani suami, dengan segenap kemampuan dan kecerdasanya.
5. Hendaknya soerang istri berhias hanya untuk suaminya, dan diperlihatkan kepada suaminya terlebih lagi untuk meminta jima’.
6. Disukainya menghibur bagi orang yang terkena mushibah dengan doa, dan dengan melayani dan membantu kebutuhan mereka, sebagaimana yang dilakukan Ummu Sulaim.
7. Terkabulnya dan barokahnya doa Nabi
8. Barang siapa yang meninggalkan atau melepas sesuatu/atau orang yang dicintainya karena Allah, maka Allah akan menggantinya yang lebih baik.
9. Termasuk hal yang membantu untuk berbuat sabar adalah manusia mengenal dirinya sendiri, bahwa dia dan apa yang ia miliki semuanya adalah milik Allah secara lahir dan batin, maka cepat atau lambat dia dan apa yang dimilikinya itu akan kembali kepada Allah.
10. Disukai membawa bayi dan di serahkan kepada ahli ilmu untuk di doakan,
11. Disunahkan mentahnik bayi yang baru lahir dengan korma, adapun mentahnik dengan yang lainnya tidak disyari’atkan. Seperti mentahnik dengan madu, atau sari korma atau yang lainnya.
12. Keutamaan buah korma yang membawa barokah hingga bayi yang baru lahirpun jika mengkonsumsinya tidak membahayakan
Anas berkata: maka datanglah Abu Thalhah, lalu Ummu Sulaim mendekatkan diri padanya dengan membuatkan makan malam, lalu Abu Thalhah makan dan minum.
Anas berkata: maka Ummu Sulaim melayaninya dengan sebaik-baik pelayanan yang belum pernah dilakukan sebelum itu. Maka terjadilah apa yang terjadi. Ketika (Ummu Sulaim) melihat bahwa suaminya telah kenyang dan puas dengan pelayanannya, maka iapun berkata: “Wahai Abu Thalhah bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum memberikan pinjaman kepada keluargamu, lalu mereka meminta kembali pinjamannya, apakan boleh mereka menahanya (tidak mengembalikan pinjaman)?” Abu Thalhah menjawab: “Tidak”. Ummu Sulaim berkata: “Oleh karena itu mohonlah pahala atas anakmu”.
Anas berkata: maka marahlah Abu Thalhah dan berkata: “Engkau biarkan aku hingga aku kotor (junub) kemudian baru kamu kabarkan tentang anakku”. Maka Abu Thalhahpun pergi hingga menemui Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam lalu ia mengabarkan apa yang telah terjadi pada dirinya. Maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: ((Semoga Allah memberkahi pada malam istimewa kalian berdua)).
Anas berkata: maka hamillah Ummu Sulaim.
Ia berkata lagi: Maka pada suatu ketika Rasulullah dalam safar sedangkan Ummu Sulaim bersama beliau. Dan adalah Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam apabila datang kekota Madinah tidak masuk kekota pada malam hari, maka beliau berhenti tidak jauh dari kota Madinah. Tiba-tiba datanglah saatnya kelahiran, maka tertahanlah Abu Thalhah atas Ummu Sulaim, sedangkan Rasulullah telah berangkat.
Anas berkata: Berkata Abu Thalhah: “Sesungguhnya Engkau tahu wahai Rabbku aku sangat senang untuk keluar bersama Rasul -Mu apabila beliau keluar, dan untuk masuk bersamanya apabila beliau masuk, dan sekarang sungguh aku telah tertahan sebagaimana yang Engkau lihat”.
Anas berkata: Ummu Sulaim berkata: “Wahai Abu Thalhah aku belum pernah mengalami seperti ini, berangkatlah”. Maka kamipun berangkat. Anas berkata lagi: maka bertambah sakitlah datangnya kelahiran, hingga keduanya sampai, lalu lahirlah anak laki-laki, maka berkatalah ibuku kepada ku: “Wahai Anas jangan boleh seorangpun menyusuinya hingga kamu bawa kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam”. Maka paginya aku gendong dia dan aku bawa kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, tiba-tiba aku berpapasan dengan beliau sedangkan bersamanya alat penanda, ketika melihatku beliau bersabda: ((Semoga Ummu Sulaim melahirkan)), aku menjawab: ya, benar. Kemudian beliau meletakkan alat penanda tersebut.
Anas berkata: aku bawa bayi itu lalu aku letakkan dipangkuan Nabi, maka Nabi berdo’a, dan Nabipun berdoa dengan ‘ajwah (jenis korma) dari salah satu jenis ‘ajwah Madinah, lalu beliau kunyah dengan mulutnya hingga lembut, kemudian beliau masukkan kedalam mulut bayi, lalu bayi itupun mengecapnya.
Anas berkata: rasulullah bersabda: ((lihatlah kalian pada korma yang paling di cintai oleh orang-orang Anshar)), lalu beliau mengusap wajah si bayi, dan memberinya nama Abdullah. [HR. Muslim (4496)]
Dalam riwayat Bukhari (5048) dan Muslim. Anas berkata: suatu ketika anak Abu Thlahah – raldiallahu’anhu – sakit, Abu Thalhah pun keluar, lalu wafatlah anaknya. Ketika Abu Thalhah kembali, ia berkata: “Apa yang telah dilakukan oleh anak ku?”. Berkata Ummu Sulaim, sedangkan dialah ibu dari anak itu: “Sekarang keadaannya lebih tenang dari sebelumnya”. Lalu Ummu Sulaim mendekatkan diri kepada Abu Thalhah dengan membuatkan makan malam, lalau Abu Thalhahpun makan malam, kemudian pada keduanyapun terjadi jima’. Setelah selesai semuanya, Ummu Sulaim berkata: “Anak itu telah di kubur”. Maka ketika pagi harinya Abu Thalhah mendatangi Rasulullah -shalallahu’alaihi wa sallam- maka iapun mengabarkannya. Maka Rasulullah bersabda: ((Apakah kalian berdua berpengantinan tadi malam?)). Abu Thalhah menjawab: “ya”. Maka Rasulullah berdoa: ((Ya Allah berkahilah keduanya)). Maka lahirlah anak laki-laki. Berkatalah Abu Thalhah kepada ku (Anas): “bawa dia kepada Nabi –shalallahu’alaihi wa sallam- , dan Ia mengutusku dengan membawa korma, kemudian Rasulullah bersabda: ((apakah ia membawa sesuatu?)), ya yaitu korma. Maka diambilah korma itu oleh Nabi –shalallahu’alaihi wa sallam-, lalu di kunnyahnya, lalu beliau mengambil sebagian korma dari mulutnya, kemudian dimasukkan ke mulut bayi, kemudian beliaupun mentahniknya lalu memberikan nama kepada bayi itu Abdullah.
Dalam riwayat milik Bukhari, berkata Ibnu Uyaynah: berkata seseorang dari Anshar: Aku melihat sembilan anak, mereka semua para pembaca Al Qur’an, yakni anak-anak Abdullah yang terlahir (dari Ummu Sulaim) itu.
==========================================
Faidah Hadits:
------------------------------------------------------------------------------
1. Hadits ini mengisahkan tentang keutamaan UMMU SULAIM
2. Dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan betapa kuatnya kesabaran UMMU SULAIM, dan kecerdasan beliau, hal ini tergambar begitu dalam keadaan mushibah yang telah menimpa diri nya dengan kematian anaknya, beliau masih bisa tersenyum dan mampu melayani suaminya dengan sempurna.
3. Hadits ini juga sebagai dalil bolehnya menggunakan kata-kata sindiran atau kiasan dalam melayani suami untuk menjaga perasaan suami agar tidak tersinggung.
4. Wajibnya seorang istri menghormati dan melayani suami, dengan segenap kemampuan dan kecerdasanya.
5. Hendaknya soerang istri berhias hanya untuk suaminya, dan diperlihatkan kepada suaminya terlebih lagi untuk meminta jima’.
6. Disukainya menghibur bagi orang yang terkena mushibah dengan doa, dan dengan melayani dan membantu kebutuhan mereka, sebagaimana yang dilakukan Ummu Sulaim.
7. Terkabulnya dan barokahnya doa Nabi
8. Barang siapa yang meninggalkan atau melepas sesuatu/atau orang yang dicintainya karena Allah, maka Allah akan menggantinya yang lebih baik.
9. Termasuk hal yang membantu untuk berbuat sabar adalah manusia mengenal dirinya sendiri, bahwa dia dan apa yang ia miliki semuanya adalah milik Allah secara lahir dan batin, maka cepat atau lambat dia dan apa yang dimilikinya itu akan kembali kepada Allah.
10. Disukai membawa bayi dan di serahkan kepada ahli ilmu untuk di doakan,
11. Disunahkan mentahnik bayi yang baru lahir dengan korma, adapun mentahnik dengan yang lainnya tidak disyari’atkan. Seperti mentahnik dengan madu, atau sari korma atau yang lainnya.
12. Keutamaan buah korma yang membawa barokah hingga bayi yang baru lahirpun jika mengkonsumsinya tidak membahayakan
Langganan:
Postingan (Atom)